Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyindir partai politik yang mendompleng dukungan calon presiden (capres) kepada kader PDIP. Megawati heran, seakan partai politik tersebut tidak punya kader sendiri yang bisa didukung sebagai calon presiden.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengungkapkan partainya hanya mendengarkan pidato Megawati dengan senyuman.
Baca Juga
"Ya kita tak perlu menanggapi lah kita mendengarkan itu dengan senyuman saja ya," kata Ahmad Ali, saat dihubungi merdeka.com, Rabu (11/1/2023).
Advertisement
Dia menegaskan, Partai Nasdem enggan mengomentari lebih dalam lagi perihal pernyataan Megawati Soekarnoputri pada saat pidato HUT ke-50 PDIP.
"Kita tak perlu menanggapilah," tegas dia.
Sebagai informasi, Nasdem menjadi salah satu partai yang mengusulkan Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDIP Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.
Usulan tersebut muncul dalam Rapat Kerjan Nasional (Rakernas) sebelumnya akhirnya mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres yang akan diusung pada Oktober 2022.
Â
Megawati Sindir Partai yang Dompleng Dukungan Capres ke Kader PDIP
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyindir partai politik yang mendompleng dukungan calon presiden kepada kader PDIP. Megawati heran, seakan partai politik tersebut tidak punya kader sendiri yang bisa didukung sebagai calon presiden.
"Aku sampai liatin aku bilang orang berpolitik kok kayak gitu. Emang enggak punya kader sendiri? yang keras dong," ujar Megawati saat pidato HUT ke-50 PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
 Megawati pun mempertanyakan apakah aturan soal pencapresan di KPU masih seperti pemilu sebelumnya.
"Iya dompleng-dompleng aturannya piye toh aku tanya Hasto, KPU aturannya dah lain? 'ga bu masih sama' jadi samanya gimana to," katanya menirukan pembicaraan dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Megawati menegaskan, aturan pencalonan presiden adalah calon presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai atau gabungan partai politik.
Kalau memang partai politik mendompleng kader partai lain khususnya PDIP, seperti partai tersebut punya kader yang mumpuni.
"Sorry aduh gawat dah. Kalau kayak gini konotasinya partai kayak enggak punya kader coba bayangin padahal jelas pemilu ada calon itu ada," kata Megawati.
Dia mencontohkan di PDIP untuk menjadi kader harus mendaftar dulu ke partai. Lalu ada jenjang masuk struktur partai, kemudian menjadi calon legislatif hingga eksekutif. Maka di PDIP juga ada penggemblengan internal melalui sekolah partai.
"Jadi pertanyaan saya. Mau bikin partai untuk opo. Jangan lupa itu organisasi partai politik. Internal harus mempersiapkan. Saya enggak tahu lain partai gimana persiapkannya kalau di kita jadi kader susah," tegas Megawati.
Megawati tidak menyebut siapa kader PDIP yang didompleng.
Â
Â
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com
Advertisement